Revisi sejak 21 Oktober 2025 00.23 oleh Sarip(bicara | kontrib)(←Membuat halaman berisi ''''Badak Jawa''' (''Rhinoceros sondaicus'') adalah salah satu dari lima spesies badak yang masih hidup di dunia, dan merupakan satwa endemik Pulau Jawa, Indonesia. Hewan ini juga dikenal dengan nama '''badak bercula satu''' karena hanya memiliki satu cula kecil di bagian hidungnya. Badak Jawa termasuk salah satu mamalia paling langka di dunia dan berstatus **Kritis (Critically Endangered)** menurut Daftar Merah IUCN. == Taksonomi == * Kerajaan: A...')
Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) adalah salah satu dari lima spesies badak yang masih hidup di dunia, dan merupakan satwa endemik Pulau Jawa, Indonesia. Hewan ini juga dikenal dengan nama badak bercula satu karena hanya memiliki satu cula kecil di bagian hidungnya. Badak Jawa termasuk salah satu mamalia paling langka di dunia dan berstatus **Kritis (Critically Endangered)** menurut Daftar Merah IUCN.
Badak Jawa merupakan kerabat dekat Badak India (Rhinoceros unicornis), tetapi lebih kecil dan memiliki kulit yang tidak sekeras saudaranya di Asia Selatan. Spesies ini pertama kali dideskripsikan oleh ahli zoologi Prancis Anselme Gaëtan Desmarest pada tahun 1822.
Dulunya, badak Jawa tersebar luas di wilayah Asia Tenggara, mulai dari India, Myanmar, Thailand, Vietnam, hingga Indonesia. Namun kini, populasi liarnya hanya tersisa di **Taman Nasional Ujung Kulon**, Banten, Indonesia.
Habitat idealnya adalah hutan hujan dataran rendah, hutan rawa, dan daerah dengan sumber air melimpah. Badak Jawa sering mandi lumpur untuk menjaga suhu tubuh dan melindungi kulitnya dari parasit.
Populasi badak Jawa saat ini diperkirakan **kurang dari 80 ekor**, semuanya hidup di Taman Nasional Ujung Kulon. Tidak ada lagi populasi liar di tempat lain di dunia.
Beberapa fakta populasi:
Badak Jawa merupakan hewan herbivora (pemakan tumbuhan).
**Makanan utama:** Tunas muda, daun, ranting, dan rumput hutan tropis.
**Kebiasaan:** Aktif pada pagi dan sore hari (krepuskular).
**Wilayah jelajah:** Seekor badak dewasa dapat menjelajahi area seluas 5–20 km².
**Komunikasi:** Menggunakan tanda aroma (urin, kotoran) dan gesekan pohon untuk menandai wilayah.
**Perkembangbiakan:** Masa kehamilan berlangsung 15–17 bulan, dan biasanya melahirkan satu anak setiap 3–5 tahun. Anak badak disusui selama 1–2 tahun sebelum mandiri.
1. **Populasi kecil dan keterisolasian**: Semua individu berada di satu lokasi, sehingga rentan terhadap kepunahan akibat bencana atau wabah.
2. **Perburuan liar:** Dahulu diburu untuk culanya yang dianggap memiliki khasiat obat dalam kepercayaan tradisional.
3. **Kehilangan habitat:** Akibat perambahan hutan dan perluasan lahan pertanian.
4. **Tekanan alami:** Persaingan dengan satwa lain seperti banteng untuk sumber pakan.
Badak Jawa memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan dataran rendah.
Dengan memakan berbagai jenis tumbuhan, badak membantu penyebaran biji dan menjaga struktur vegetasi hutan. Kehilangannya dapat memengaruhi rantai ekologi secara signifikan.
Dalam budaya masyarakat lokal, badak Jawa sering dianggap sebagai hewan keramat yang membawa keseimbangan alam. Beberapa mitos Jawa Barat menyebut badak sebagai penjaga hutan dan simbol kekuatan alam.
Badak Jawa juga menjadi **maskot konservasi satwa langka Indonesia** bersama Harimau Sumatera dan Orang Utan.