Kutai
Kutai adalah sebuah wilayah bersejarah di bagian timur Pulau Kalimantan, Indonesia, yang dikenal sebagai salah satu pusat peradaban tertua di Nusantara. Wilayah ini terletak di sepanjang Sungai Mahakam di Kalimantan Timur dan mencakup sejumlah daerah modern seperti Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Barat, dan Kota Bontang. Nama "Kutai" juga erat kaitannya dengan Kerajaan Kutai Martadipura, kerajaan Hindu tertua di Indonesia.
Etimologi
sunting sunting sumberNama "Kutai" diyakini berasal dari istilah kuno yang merujuk pada wilayah di tepi sungai besar di Kalimantan Timur. Dalam naskah Nagarakretagama dari masa Kerajaan Majapahit, disebut istilah *Tanjung Kute*, yang menunjukkan bahwa Kutai telah dikenal sebagai daerah yang makmur dan menjadi bawahan Majapahit pada abad ke-14. Sementara nama "Kartanegara" pada Kutai Kartanegara berasal dari bahasa Sansekerta — *karta* berarti “membuat peraturan” dan *negara* berarti “negeri” atau “kerajaan”, sehingga secara harfiah berarti “negeri yang membuat peraturan”.
Sejarah
sunting sunting sumberKerajaan Kutai Martadipura
sunting sunting sumberKerajaan Kutai Martadipura merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia, berdiri sekitar abad ke-4 Masehi. Keberadaannya diketahui melalui tujuh Prasasti Yupa yang ditemukan di Muara Kaman, tepi Sungai Mahakam. Prasasti tersebut ditulis dalam huruf Pallawa dan bahasa Sanskrta.
Raja pertama yang disebut dalam prasasti adalah Kudungga, seorang pemimpin lokal yang diduga belum menganut Hindu. Putranya, Aswawarman, dianggap sebagai pendiri dinasti karena mulai memperkenalkan sistem pemerintahan Hindu. Cucu Kudungga, Mulawarman, disebut sebagai raja terbesar Kerajaan Kutai, yang dikenal dermawan dan berkuasa luas. Ia mempersembahkan ribuan ekor sapi untuk upacara persembahan kepada dewa Siwa.
Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura
sunting sunting sumberSekitar abad ke-14, muncul kerajaan baru di daerah pesisir Mahakam yang dikenal sebagai Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Awalnya, kerajaan ini berdiri di Kutai Lama, kemudian memindahkan pusat pemerintahannya ke Tenggarong. Kesultanan ini awalnya bercorak Hindu-Buddha, namun berubah menjadi Islam setelah pengaruh kerajaan Islam dari Kesultanan Demak dan Kesultanan Banjar.
Kesultanan Kutai Kartanegara kemudian menaklukkan wilayah bekas Kerajaan Kutai Martadipura dan menyatukannya menjadi satu kekuasaan. Dari sinilah lahir istilah “Ing Martadipura”, sebagai penghormatan terhadap kerajaan tua tersebut.
Masa Kolonial dan Modern
sunting sunting sumberPada masa Hindia Belanda, Kesultanan Kutai Kartanegara tetap diakui sebagai daerah swapraja. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tahun 1945, wilayah Kutai menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berstatus sebagai daerah istimewa. Pada tahun 1959 ditetapkan menjadi Kabupaten Kutai.
Kemudian, melalui Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999, Kabupaten Kutai dimekarkan menjadi tiga wilayah otonom: Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, dan Kabupaten Kutai Barat. Pemekaran ini bertujuan mempercepat pembangunan dan pemerataan di wilayah Kalimantan Timur.
Geografi
sunting sunting sumberWilayah Kutai secara historis berada di sepanjang Sungai Mahakam, sungai terbesar di Kalimantan Timur. Sungai ini menjadi jalur utama transportasi dan pusat kehidupan masyarakat sejak zaman kuno hingga sekarang. Daerah Kutai memiliki topografi yang bervariasi, dari dataran rendah di sepanjang pantai hingga perbukitan di pedalaman. Iklimnya tropis dengan dua musim utama: musim hujan dan musim kemarau.
Secara administratif modern, wilayah Kutai terbagi menjadi:
- Kabupaten Kutai Kartanegara dengan ibu kota Tenggarong
- Kabupaten Kutai Timur dengan ibu kota Sangatta
- Kabupaten Kutai Barat dengan ibu kota Sendawar
- Kota Bontang sebagai wilayah otonom hasil pemekaran dari Kutai.
Budaya dan Masyarakat
sunting sunting sumberMasyarakat Kutai terdiri dari berbagai suku bangsa, antara lain Suku Kutai, Suku Dayak, Suku Banjar, dan Suku Bugis. Suku Kutai dianggap sebagai keturunan asli kerajaan Kutai dan banyak bermukim di daerah hilir Sungai Mahakam. Mereka memiliki adat dan tradisi yang masih lestari, seperti upacara adat Erau yang digelar setiap tahun di Tenggarong untuk menghormati leluhur dan simbol budaya kerajaan.
Bahasa utama masyarakat Kutai adalah Bahasa Melayu Kutai, yang memiliki beberapa dialek tergantung wilayahnya, seperti dialek Tenggarong, Muara Kaman, dan Anggana. Bahasa ini masih digunakan dalam kegiatan adat, musik tradisional, dan kesenian rakyat seperti tari jepen.
Ekonomi
sunting sunting sumberSejak masa kolonial hingga kini, wilayah Kutai dikenal sebagai salah satu daerah dengan sumber daya alam terbesar di Kalimantan Timur. Potensi utamanya meliputi:
- **Pertambangan:** batu bara, minyak bumi, dan gas alam, terutama di Kutai Basin dan wilayah Sangatta.
- **Kehutanan:** penghasil kayu dan hasil hutan tropis.
- **Pertanian dan perikanan:** masyarakat pedesaan banyak bergantung pada hasil sungai dan lahan subur di tepi Mahakam.
- **Pariwisata:** wisata sejarah, budaya, dan alam seperti Museum Mulawarman, Keraton Kutai Kartanegara, dan wisata sungai di Tenggarong.
Pemerintahan Modern
sunting sunting sumberSetelah pemekaran, masing-masing kabupaten di wilayah Kutai memiliki pemerintahan otonom. Kabupaten Kutai Kartanegara kini menjadi salah satu daerah dengan kontribusi ekonomi terbesar di Kalimantan Timur berkat sektor energi dan migas. Selain itu, wilayah Kutai juga menjadi bagian penting dalam pembangunan wilayah penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN) yang terletak di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara.
Peninggalan Sejarah
sunting sunting sumberBukti sejarah penting dari peradaban Kutai antara lain:
- **Prasasti Yupa** — batu bertulis huruf Pallawa berbahasa Sanskerta, sebagai bukti awal kerajaan Hindu di Nusantara.
- **Museum Mulawarman** — museum di Tenggarong yang menyimpan koleksi peninggalan Kesultanan Kutai Kartanegara.
- **Keraton Kutai Kartanegara** — pusat pemerintahan dan kediaman sultan yang masih berdiri hingga kini.
- **Upacara Erau** — tradisi tahunan sebagai simbol persatuan antara rakyat dan kerajaan.
Warisan dan Signifikansi
sunting sunting sumberKutai memiliki nilai sejarah yang sangat penting bagi Indonesia. Dari kerajaan Hindu tertua hingga kesultanan Islam yang besar, wilayah ini menjadi saksi perkembangan peradaban dan akulturasi budaya Nusantara. Selain itu, Kutai juga berperan strategis dalam ekonomi nasional karena kekayaan sumber daya alamnya dan posisinya yang dekat dengan pembangunan Ibu Kota Nusantara.
Referensi
sunting sunting sumber1. “Kerajaan Kutai Martadipura.” https://en.wikipedia.org/wiki/Kutai 2. “Sejarah Kabupaten Kutai Kartanegara.” https://kukarkab.go.id/selayang-pandang/sejarah 3. “Prasasti Yupa dan Bukti Tertua Hindu di Indonesia.” https://kompas.com/tren/read/2024/02/01/090000365/prasasti-yupa 4. “Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.” https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Kutai_Kartanegara_ing_Martadipura 5. “Bahasa Melayu Kutai.” https://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/loa/article/view/6710 6. “Kabupaten Kutai Timur.” https://kutaitimurkab.go.id/profil/sejarah 7. “Museum Mulawarman.” https://dispar.kukarkab.go.id/wisata/museum-mulawarman